Ustadz muda, keren, dan
mumpuni merupakan sapaan akrab yang menyertai ustadz Jefri Al Buchori yang
biasa disapa Uje. Beliau merupakan salah satu ustadz atau pendakwah dari
ibukota yang kerap mondar mandir ditayangan televisi. Paras yang tampan, bawaan
yang sopan, dan kepandaiannya dalam berdakwah menjadikan ustadz Jefri Al
Buchori digemari banyak kalangan. Model berdakwah yang bervariasi, gaya
berbusana, dan kehidupan islami tapi tetap mengikuti perkembangan zaman
tersebutlah yang menjadi banyak kalangan pemuda ingin meniru seperti beliau.
Sebuah “pekerjaan” dakwah yang menjadikannya gagah dan menjadi anutan atau imam
bagi seluruh jamaahnya dan menjadikannya menuju puncak strata kehidupan sosial
yang sempurna.
Sebuah “pekerjaan” dakwah merupakan pekerjaan mulia yang
semua orang mengakuinya dan menganggap subyeknya merupakan sosok yang ahli
ilmu, ahli ibadah, dan mengerti semua akan hukum-hukum islam yang selanjutnya
menjadi satu-satunya tumpuan kespiritualan seseorang, dan membuatnya menjadi
sesosok yang “sempurna” dimata masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu
persepsi sosial yang membentuk suatu keyakinan masyarakat bahwa seorang
pendakwah merupakan orang yang tau semua mengenai ajaran agama dan semua
masyarakat menyakininya. Keyakinan ini didasari oleh pengetahuan yang tidak
semata-mata sesuai dengan kenyataan atau fakta namun juga masih berupa opini. Akan tetapi, semua sepakat bahwa opini-opini ini
menjadi sebuah kebenaran umum yang semua orang akan mengapresiasikannya. Hal
inilah yang melekat pada diri Ustadz Jefri Al Buchori yang biasa disapa Uje.
Uje menjadi sangat terkenal karna sebuah prasangka masyarakat akan daya tarik
interpesonanya melalui kegiatan-kegiatan dakwah yang selanjutnya menjadikannya
sebuah imam bagi semua kalangan.
Sebuah Prasangka yang membuat keputusan sebelum mengetahui
fakta yang relevan mengenai objek tersebut merujuk
pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak. Begitu juga yang masyarakat lakukan sebelum
mengenal siapa itu Uje. Apabila kita mempelajari biografi dan perjalanan
hidupnya, mungkin semua masyarakat tidak akan mengira akan masalalu uje. Ketika
remaja Uje juga sempat terbawa arus pergaulan dengan teman-temannya. Uje
sering dugem, menjadi seorang penari di
klub dan terkena narkoba. Padahal
masa kecilnya, Uje dibesarkan disebuah lingkungan pesantren bahkan pernah
memenangkan sebuah kejuaraan MTQ. Akan tetapi lingkungan sosial teman-temannya
telah mempengaruhinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyimpang
tersebut. Sampai suatu ketika Uje mulai mengalami titik jenuh dalam menjalani
kehidupan yang gersang akan nilai-nilai spiritual. Dan pada saat
itulah Uje kembali mempelajari dan mendalami agamanya. Apalagi ketika itu
Uje bertemu Pipik istrinya dan beliau mulai memikirkan akan kehidupan
rumah tangga yang harmonis, kehidupan rumah tangga yang penuh berkah, dan
kehidupan rumah tangga yang diridhoi Allah SWT. Tindakan tersebut
menimbulkan perspektif seseorang antara suka dan tidak suka. Banyak kalangan
yang menyambut gembira perubahan sikap Uje, tetapi tidak sedikit pula yang
tetap berusaha mengajak Uje untuk kembali kepada kemaksiatan-kemaksiatan yang
sebelumnya pernak beliau perbuat.
Dalam hal ini kehadiran orang lain dan semangat untuk
menjadi yang lebih baik menjadi salah satu faktor penting dalam suatu perubahan
sikap. Apalagi seseorang itu adalah seseorang yang begitu dikaguminya.
Pembentukan atau perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan
sembarangan saja. Pembentukannya senan
tiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan
dengan obyek tertentu. Interaksi sosial dengan seseorang atau dalam suatu
kelompok dapat mengubah attitude atau akan membentuk attitude yang
baru. Dan pilihan untuk berubah yang didasari kehadiran orang lain itulah yang
menjadikan Uje sampai seperti saat ini. Pilihan tersebut berhubungan erat
dengan motif-motif dan attitude- attitude yang bekerja didalam
diri Uje pada waktu itu, dan yang mengarahkan minat perhatian beliau terhadap
obyek-obyek tertentu diantara keseluruhan obyek yang mungkin beliau perhatikan
pada waktu itu.
Namun, dengan adanya masa lalu seperti itulah Uje dapat
berpindah haluan dan kembali mempelajari agama dan perlahan mulai kembali
berdakwah dengan berbagai macam metode dan kemudian menjadi seorang
pendakwah dengan strata sosial “sempurna” yang selalu dirindukan jamaahnya.
Tetapi saat ini semua kisah itu hanya bisa menjadi kenangan dan pembelajarn
bagi kita, karena sosok yang kita idolakan tersebut lebih dahulu mengahadap
Allah SWT. Semoga selalu diberi kenikmatan yang tak terhingga. Aamin. .
[Ditulis
sebagai pemenuhan tugas individu. . ]
[. .M.
Mahrus Afif 12410047. .]
super sekali :D
BalasHapusAllah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan Mennyesatkan siapa yang Dia kehendaki pula
BalasHapus