Senin, 09 September 2013

SOCIAL PSYCHOLOGY DALAM KISAH HIDUP UJE (Jefri Al Buchori)






Ustadz muda, keren, dan mumpuni merupakan sapaan akrab yang menyertai ustadz Jefri Al Buchori yang biasa disapa Uje. Beliau merupakan salah satu ustadz atau pendakwah dari ibukota yang kerap mondar mandir ditayangan televisi. Paras yang tampan, bawaan yang sopan, dan kepandaiannya dalam berdakwah menjadikan ustadz Jefri Al Buchori digemari banyak kalangan. Model berdakwah yang bervariasi, gaya berbusana, dan kehidupan islami tapi tetap mengikuti perkembangan zaman tersebutlah yang menjadi banyak kalangan pemuda ingin meniru seperti beliau. Sebuah “pekerjaan” dakwah yang menjadikannya gagah dan menjadi anutan atau imam bagi seluruh jamaahnya dan menjadikannya menuju puncak strata kehidupan sosial yang sempurna.
Sebuah “pekerjaan” dakwah merupakan pekerjaan mulia yang semua orang mengakuinya dan menganggap subyeknya merupakan sosok yang ahli ilmu, ahli ibadah, dan mengerti semua akan hukum-hukum islam yang selanjutnya menjadi satu-satunya tumpuan kespiritualan seseorang, dan membuatnya menjadi sesosok yang “sempurna” dimata masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu persepsi sosial yang membentuk suatu keyakinan masyarakat bahwa seorang pendakwah merupakan orang yang tau semua mengenai ajaran agama dan semua masyarakat menyakininya. Keyakinan ini didasari oleh pengetahuan yang tidak semata-mata sesuai dengan kenyataan atau fakta namun juga masih berupa opini. Akan tetapi, semua sepakat bahwa opini-opini ini menjadi sebuah kebenaran umum yang semua orang akan mengapresiasikannya. Hal inilah yang melekat pada diri Ustadz Jefri Al Buchori yang biasa disapa Uje. Uje menjadi sangat terkenal karna sebuah prasangka masyarakat akan daya tarik interpesonanya melalui kegiatan-kegiatan dakwah yang selanjutnya menjadikannya sebuah imam bagi semua kalangan.
Sebuah Prasangka yang membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebumerujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak. Begitu juga yang masyarakat lakukan sebelum mengenal siapa itu Uje. Apabila kita mempelajari biografi dan perjalanan hidupnya, mungkin semua masyarakat tidak akan mengira akan masalalu uje. Ketika remaja Uje juga sempat terbawa arus pergaulan dengan teman-temannya. Uje sering dugem, menjadi seorang penari di klub dan terkena narkoba. Padahal masa kecilnya, Uje dibesarkan disebuah lingkungan pesantren bahkan pernah memenangkan sebuah kejuaraan MTQ. Akan tetapi lingkungan sosial teman-temannya telah mempengaruhinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyimpang tersebut. Sampai suatu ketika Uje mulai mengalami titik jenuh dalam menjalani kehidupan yang gersang akan nilai-nilai spiritual. Dan pada saat itulah Uje kembali mempelajari dan mendalami agamanya. Apalagi ketika itu Uje bertemu Pipik istrinya dan beliau mulai memikirkan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis, kehidupan rumah tangga yang penuh berkah, dan kehidupan rumah tangga yang diridhoi Allah SWT. Tindakan tersebut menimbulkan perspektif seseorang antara suka dan tidak suka. Banyak kalangan yang menyambut gembira perubahan sikap Uje, tetapi tidak sedikit pula yang tetap berusaha mengajak Uje untuk kembali kepada kemaksiatan-kemaksiatan yang sebelumnya pernak beliau perbuat.
Dalam hal ini kehadiran orang lain dan semangat untuk menjadi yang lebih baik menjadi salah satu faktor penting dalam suatu perubahan sikap. Apalagi seseorang itu adalah seseorang yang begitu dikaguminya. Pembentukan atau perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukannya senan
tiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan obyek tertentu. Interaksi sosial dengan seseorang atau dalam suatu kelompok dapat mengubah attitude atau akan membentuk attitude yang baru. Dan pilihan untuk berubah yang didasari kehadiran orang lain itulah yang menjadikan Uje sampai seperti saat ini. Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan attitude- attitude yang bekerja didalam diri Uje pada waktu itu, dan yang mengarahkan minat perhatian beliau terhadap obyek-obyek tertentu diantara keseluruhan obyek yang mungkin beliau perhatikan pada waktu itu.
Namun, dengan adanya masa lalu seperti itulah Uje dapat berpindah haluan dan kembali mempelajari agama dan perlahan mulai kembali berdakwah dengan berbagai macam metode dan  kemudian menjadi seorang pendakwah dengan strata sosial “sempurna” yang selalu dirindukan jamaahnya. Tetapi saat ini semua kisah itu hanya bisa menjadi kenangan dan pembelajarn bagi kita, karena sosok yang kita idolakan tersebut lebih dahulu mengahadap Allah SWT. Semoga selalu diberi kenikmatan yang tak terhingga. Aamin. . 

 [Ditulis sebagai pemenuhan tugas individu. . ]
[. .M. Mahrus Afif 12410047. .]



2 komentar:

  1. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan Mennyesatkan siapa yang Dia kehendaki pula

    BalasHapus