Minggu, 24 November 2013

LATAR BELAKANG

                        “Kulit terlihat lebih cantik, 10 tahun lebih muda”
“ Kulit putih bebas jerawat dan noda hitam”
                        “putih bersih,bikin lebih PD”
“Kulit gak gelap bikin kamu ganteng maksimal”
Anda tentu sering mendengar dan melihat slogan itu bukan? Ya, slogan iklan beberapa produk kosmetika terkenal yang seper sekian detiknya ditayangkan di beberapa stasiun televisi di Indonesia atau di media massa lainnya. Hampir semua konsep dan tujuannya sama, membuat kulit hitam menjadi lebih putih, membuat kulit kering berjerawat menjadi lebih lembut-mulus, membuat kulit yang mulai berkeriput menjadi kencang terlihat lebih muda. Pada intinya semua iklan kosmetik ingin memberi kesan bahwa produknya akan memberi perubahan lebih baik dan signifikan pada penampilan sang pemakai. Beberapa artis terkenal berwajah cantik atau tampan dengan kulit putih mulus dan bersih bersedia menjadi model produk kosmetika tersebut. Diantaranya, Tamara blezensky, Laudya Cintya Bella, Ariel Noah, Donita, Nina Zatulini, Maudy Ayunda, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya tidak hanya iklan kosmetik yang merepresentasikan produknya dengan memajang seblebriti terkenal. Beberapa iklan barang-barang elektronik, iklan kendaraan bermotor, iklan perusahaan asuransi, iklan makanan, dan iklan-iklan yang lainnya pun juga menyewa beberapa artis terkenal yang dirasa bisa berpengaruh pada masyarakat umum. Artis menjadi icon pemasaran, dan proses keterlibatan icon dalam proses demikian menjadi sebuah trobosan marketing yang sangat cerdik, walaupun tentunya juga ada banyak pengeluaran biaya untuk menyewa modek-model cantik tersebut.
Akan tetapi, penayangan iklan yang memakan banyak biaya itupun terbayar impas. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengalami ketergantungan dalam memakai kosmetik. Penampilan serasa kurang sempurna, kurang percaya diri tanpa memakai kosmetik. Sekilas kita dapat menyimpulkan bahwa setbiap iklan, tak terkecuali iklan kosmetik memiliki andil besar dalam perubahan sikap masyarakat.
Sikap (attitude) merupakan suatu penilaian (evaluasi) terhadap objek sikap. Manusia dan perilakunya, ide atau gagasan bisa disebut sebagai objek sikap. Penilaian atau sikap diserepresentasikan dalam bentuk aksi atau tindakan(DR.W.A. Gerungan DIPL.PHYCH. , Psikologi social ,Eresco bandung 1986 /1). Suatu sikap dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu.
Dalam hal penayangan iklan kosmetik dengan menampilkan selebriti terkenal dapat mengubah sikap masyarakat terhadap produk kosmetik. Disini yang menjadi kunci utama adalah ‘selebriti terkenal sebagai model iklan’. Dalam persepsi produsen kosmetik, produknya akan laku/laris apabila brand ambassador/model nya adalah artis cantik/tampan yang sedang naik daun dan berpenampilan sempurna. Produsen kosmetik tidak mungkin menjadikan artis pendatang baru yang belum terlalu dikenal masyarakat, berkulit hitam, apalagi kurang cantik/tampan untuk dijadikan pelaris produknya. Persepsi produsen kosmetik tersebut dapat menimbulkan evaluasi (sikap).
Sama halnya dengan produsen,masyarakat sebagai konsumen pun juga mengalami perubahan sikap berkenaan dengan pemakaian kosmetik. Sebagai contoh, merk kosmetik X yang ,menjadikan Tamara Blezensky sebagai brand ambasadornya. Semua orang mengerti bahwa Tamara adalah artis yang tetap kelihatan cantik pada usia diatas 30 an. Kulit putih nya kencang tanpa keriput banyak membuat perempuan iri. Ketika Tamara menjadi bintang iklan kosmetik X, persepsi yang timbul pada seseorang adalah ‘saya akan menjadi seperti Tamara jika menggunakan kosmetik X’,’banyak orang menyebut Tamara Blezensky cantik, maka ketika kulit saya putih tampa keriput seperti Tamara saya juga disebut cantik’ . Persepsi tersebut telah dimiliki banyak orang yang pada akhirnya dapat merubah penilaian seseorang tentang apa yang dinamakan cantik. Masyarakat mengalami perubahan yang implicit sebagai akibat dari penayangan iklan kosmetik tersebut.
Iklan Kosmetik hanyalah contoh kecil menunjukkan bahwa penayangan iklan menjadi pencetus perubahan sikap dan perspektif pemikiran masyarakat. Perubahan tersebut bersifat bisa bersifat implicit maupun eksplisit. Jika perubahan tersebut mengarah pada hal positif maka patut sekali untuk diapresiasi,namun bagamana jika sebaliknya??

0 komentar:

Posting Komentar