Minggu, 08 Desember 2013

MAGANG; Nilai Lebih dari Kegiatan Mahasiswa

Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang akhir-akhir ini banyak menyita perhatian mahasiswanya, termasuk saya sendiri. Banyak event dan komunitas baru yang dibentuk di dalam fakultas, seperti Komunitas Wirausaha Muda, Out Bound Mega Putih, YCHI Autisme Center, seminar olahraga, dan yang akhir-akhir ini menjadi banyak perbincangan mahasiswanya yaitu Magang Fakultas. Magang merupakan program baru dari fakultas yang diikuti oleh 30 mahasiswanya yang dipilih melalui berbagai macam seleksi, mulai seleksi berkas-berkas sampai seleksi wawancara. Magang sendiri dibagi menjadi dua tugas kelompok, yaitu reporter dan penelitian. Disinilah para peserta terus dituntut untuk menghasilkan karya-karya berupa artikel, berita, sampai pada laporan observasi.

Dan disinilah semua peserta dituntut untuk perfect dalam segala bentuk karya, baik yang kelompok reporter maupun kelompok penelitian. Pembekalanpun juga sudah disampaikan, akan tetapi banyak peserta yang belum punya bekal atau dasaran untuk menulis. Alhasil, muncul berbagai masalah, mungkinkah semua peserta yang notabene berlatar belakang bukan dari golongan jurnalistik ataupun peneliti? Namun semua sadar, inilah tantangannya. Lalu, dengan adanya tuntutan seperti itu, mungkinkah seorang peserta tersebut yang semula tidak bisa menulis menjadi mahir menulis? Dan yang semula tidak suka menulis menjadi suka? Dan yan lebih bagus lagi yang semula bersikap acuh terhadap kasus-kasus populer, kini menjadi pengkritisi tentang kasus-kasus tersebut yang tentunya dijadikan sebuah karya tulis? Semua perubahan sikap tersebut menjadi mungkin ketika adanya kemauan yang kuat dengan diiringi ketrampilan yang terus diasah.

Dalam ranah social psyichologi, untuk mengubah suatu sikap, kita harus ingat bagaimana sikap dengan pola-polanya terbentuk. Sikap  bukanlah diperoleh dari keturunan, tetapi dari pengalaman, linkungan, orang lain, terutama dari pengalaman dramatis yang meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Dikarenakan sikap sebagian besar berkaitan dengan emosi, kita lebih mudah mempengaruhinya dengan emosi pula, yaitu dengan pendekatan yang ramah tamah, penuh pengertian (empathy) dan kesabaran.

Jelas sekali penjelasan tersebut, dengan adanya pengalaman dan terus adanya dead line tentang karya tulis, peserta diharapkan menjadi terbiasa dengan kegiatan yang sebelumnya belum pernah ia lakukan. Dengan kata lain, sikap yang sebelumnya kurang suka dengan kegiatan menulis, dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya menuntut dia untuk mengerjakan, maka perubahan sikap kepada yang lebih positif akan perlahan dilakukan. Dan disinilah dapat disimpulkan, bahwa program-program positif dengan tingkat disiplin yang tinggi dan bimbingan yang intens menjadi salah satu media perubahan sikap yang baik. Apresiasi yang tinggi untuk Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang atas segala bentuk kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung berdampak positif bagi mereka-mereka yang menikmatinya.  ^_^

0 komentar:

Posting Komentar